Ketika kita sedang marah maka orang-orang di sekitar kita bahwa kita adalah orang yang tidak terlalu baik untuk ditemani karena kita memiliki emosi marah yang aktif. Namun ketika orang-orang di sekitar berpikir seperti itu, sadar atau tidak kini anda menjadi orang yang yang memiliki emosi yang bermanfaat.
Nih kejelasannya...
Amarah adalah salah satu bentuk
emosi yang dimiliki oleh seseorang. Emosi sendiri memiliki kekuatan yang sangat
dahsyat untuk membangun atau menghancurkan kehidupan seseorang. Ketika emosi
dikelola dengan baik, kekuatannya dapat membangun kehidupan seseorang menjadi
lebih baik, tetapi begitu juga sebaliknya ketika emosi tidak dikelola dengan
baik.
Marah yang bermanfaat adalah
marah yang tepat dan sudah dikelola dengan baik. Hal ini jelas tidak mudah,
butuh waktu, kesabaran dan hati yang lapang, tapi bukan berarti tidak dapat
dilakukan. Langkah pertama yang perlu dilatih terus menerus adalah menyadari
ketika kita merasa marah.
Sadari bahwa saat ini aku sedang
marah. Proses menyadari adalah langkah awal untuk mengendalikan dan mengelola
amarah. Setelah menyadari, seseorang
perlu memahami dan menerima alasan kenapa ia marah. Inilah langkah yang kedua,
proses memahami dan menerima bahwa ada sesuatu yang membuatnya marah.
Termasuk dalam proses memahami
adalah mengevaluasi penyebab kemarahannya. Seorang Ibu yang baru pulang bekerja
mulai merasa marah ketika anaknya yang masih balita merengek – rengek padanya,
padahal ia merasa sangat lelah. Ibu ini dapat saja langsung memarahi anaknya
dan meminta anaknya untuk tidak mengganggunya. Tetapi hal tersebut dapat berbuntut
anak tambah menangis dan si-Ibu semakin frustasi.
Ketika si-Ibu mau mencoba
menyadari, kemudian mencoba memahami kejadian tersebut, ia akan dapat melihat
bahwa anaknya merengek – rengek bukan karena nakal, tetapi anaknya rindu
padanya. Berdasarkan kisah dari beberapa
orang, terungkap bahwa terkadang sesuatu yang membuat marah justru punya alasan
atau maksud yang berbeda. Banyak yang menyesal karena sudah marah – marah untuk
alasan yang tidak tepat, misalnya marah karena ada orang yang menunjuk – nunjukkan
jari padanya, padahal orang tersebut bermaksud memberitahu bahwa ada bahaya
yang mengancamnya dari belakang. Alasan sebenarnya inilah yang perlu kita
pahami agar tidak asal marah dan buang – buang energi.
Langkah yang ketiga adalah
mengelola atau mengekspresikan amarah dengan tepat. Jika kita punya alasan yang
tepat, misalnya bukan hanya meluapkan emosi, tetapi juga demi pembelajaran bagi
orang lain, kita dapat mengungkapkan kemarahan kita. Kemarahan yang bermanfaat tentu
saja bukan kemarahan yang ingin membalas atau menyakiti orang lain, melainkan
marah yang mendidik dan membangun.
Cara lain yang dapat kita lakukan
adalah mengelola dengan mengubah amarah yang kita rasakan menjadi hal yang
positif bagi diri kita. Kita dapat mencoba melihat sisi positif dari kejadian
yang membuat kita marah, mengambil hikmah atau pembelajaran dari kejadian
tersebut.
Kita juga dapat mengubah energi
kemarahan yang kita rasakan menjadi energi yang dapat memotivasi kita melakukan
hal yang bermanfaat. Daripada marah – marah pada pengendara motor yang memotong
jalan dan sudah tidak tampak lagi, lebih baik energi yang ada digunakan untuk
lebih waspada, mencermati jalan, menyalurkan hobi menyanyi, atau menyelesaikan
pekerjaan di kantor.
Intinya adalah jangan terjebak
pada kemarahan yang dapat merusak hari dan diri kita, tetapi manfaatkanlah
kemarahan dengan cara yang tepat. Sadari, pahami dan kelola dengan tepat emosi
marah yang kita rasakan karena kemampuan ini adalah bagian dari kecerdasan
emosi yang kita miliki.
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)