Jangan sepelekan masalah 'angin' di ban kendaraan. Sebab, menurut
penelitian terbaru, 'kurang angin' pada ban menyumbang potensi boros bahan
bakar tiap kendaraan yang pada akhirnya menyebabkan biaya perjalanan menjadi
lebih tinggi.
Penelitian yang dilakukan perusahaan spare-part Kwik Fit di Inggris
mengungkapkan kalau para ada sekitar 1 miliar pounds atau sekitar Rp 14,5
triliun yang terbuang percuma karena masalah ban kurang angin di negeri Ratu
Elizabeth tersebut.
Sebab, karena ban kendaraan kurang angin, konsumsi bahan bakar pun
dikatakan Kwik Fit akan meningkat yang pada akhirnya akan menyebabkan si
pemilik kendaraan membeli bensin yang lebih banyak dari yang semestinya.
Survei yang dilakukan di Inggris itu menunjukkan kalau lebih dari 2/3
(69 persen) mobil di Inggris berjalan dengan ban yang setidaknya 3 psi bawah
rekomendasi produsen.
Selain itu, kebiasaan 9,7 juta pengendara Inggris yang mematikan AC
ketika berkendara dalam cuaca hangat juga menyumbang pemborosan bahan bakar.
Karena, 'niat baik' untuk menghemat bahan bakar dengan mematikan AC diklaim
malah akan menambah konsumsi bahan bakar kendaraan.
Alasannya, ketika AC dimatikan dan jendela dibuka, maka hambatan angin
yang diciptakan oleh jendela yang terbuka secara signifikan dapat mempengaruhi
aerodinamika mobil dan karena itu akan meningkatkan konsumsi bahan bakar.
"Daripada panik membeli bahan bakar berlebih, pengendara dapat
mempertimbangkan mencari cara untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar
mereka," kata direktur komunikasi Kwik Fit, Roger Griggs.
"Tapi ada beberapa langkah pengendara dapat dilakukan untuk
membuat bahan bakar yang mereka miliki jadi lebih irit seperti memeriksa
tekanan ban," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar