Pada waktu kita SMP kita mungkin
telah mengetahui bahwa spesies hewan purba yang masih hidup sampai sekarang
ialah buaya. Buaya itu adalah jenis karnivora yang dapat hidup di dua tempat,
ya iyalah masa hidup dilangit? Bahaya dong kalau dia bisa terbang hehehe. Negara
Indonesia memiliki 7 jenis spesies buaya dari berbagai macam belahan dunia.
Hebatkan?
Komodo adalah kadal panjang yang
juga termasuk karnivora yang hidup di Indonesia, beratnya dapat mencapai 70-140
kg dan panjangnya mencapai 2-3 meter. Ukurannya yang besar dikarenakan
ekosistem yang ditempatinya kecil sehingga ia menjadi kuat dalam sistem rantai
makanan.
Komodo merupakan dinasaurus purba
yang hanya hidup (endemik) di Indonesia saja, tepatnya di Taman Nasional Pulau
Komodo. Walaupun begitu komodo juga dapat ditemukan di dua pulau lain disekitar
pulau komodo yakni, pulau Rinca dan Pulau Padar.
Rahasia Kadal Komodo hingga dapat
bertahan selama 40 juta tahun ialah karena ia memiliki sistem pertahanan hidup
alami yang terdapat pada kuku serta air liurnya. Air liur komodo s angat
mematikan karena mengandung 66 jenis bakteri mematikan. Rhasia lain mengapa
komodo dapat bertahan selama ini ualah karean cara bereproduksi komodo sangat
istemewa. Komodo dapat bertelur tanpa adanya pejantan (partenogenesis).
Ikan raja laut atau Coelacanth
merupakan ikan purba yang banyak hidup pada 360 juta tahun yang lalu. Ikan raja
laut yang dikenal sebagai Coelacanth kini hanya tersisa dua spesies yaitu
Latimeria menadoensis (Indonesia Coelacanth) dan Latimeria chalumnae (Comoro
Coelacanth). Sedangkan berbagai jenis lainnya, sekitar 120 spesies, dinyatakan
telah punah dan hanya ditemukan fosilnya saja.
Coelacanth adalah jenis ikan
berparu-paru yang dipercaya sebagian ahli sebagai nenek moyang tetrapoda, yaitu
nenek moyang binatang yang hidup di darat termasuk manusia. Ikan raja laut atau
Coelacanth mempunyai habitat di lautan dalam, 700 meter di bawah permukaan laut.
Meski terkadang ikan purba ini bisa berada dikedalaman laut 200 meter.
Pada tahun 1998, seekor ikan raja
laut tertangkap jaring nelayan di perairan Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara.
Ikan jenis ini sebenarnya sudah umum dikenal oleh nelayan setempat namun belum
terdiskripsikan hingga seorang peneliti Amerika yang tinggal di Manado, Mark
Erdmann dan beberapa temannya termasuk ilmuan LIPI mempublikasikannya dan
belakangan ikan raja laut ini disebut sebagai spesies baru, Latimeria
menadoensis ( Coelacanth Sulawesi).
Antara ikan raja laut spesies
Latimeria chalumnae (Coelacanth Komoro) dan Latimeria menadoensis (Coelacanth
Sulawesi) mempunyai ciri-ciri yang serupa. Ekor ikan purba ini berbentuk
seperti kipas dengan mata yang besar dan sisik yang terlihat tidak sempurna
(seperti batu). Panjangnya mencapai 2 meter dengan berat mencapai 80-100 kg.
Perbedaannya terdapat pada warna kulit Latimeria menadoensis yang berwarna
coklat sedangkan Latimeria chalumnae berwarna biru baja.
Menurut kelompok kuno
Osteoglossids, ikan ini sudah ada pada periode Jurassic. Saat ini, mereka bisa
ditemukan di Amazon, dan di beberapa bagian Afrika, Asia dan Australia
Kadang-kadang disimpan sebagai
hewan peliharaan eksotis, arowana adalah predator rakus yang memakan binatang
kecil yang dapat mereka tangkap, termasuk burung dan kelelawar yang mereka
tangkap dalam penerbangan pertengahan (mereka bisa melompat hingga 2 meter (6
'6 ") ke udara) .
Di Cina, arowana terkenal sebagai
"Ikan Naga" karena penampilan mereka, dan mereka dianggap Pembawa
keberuntungan/Nasib Baik.
wawww bener tuh mereka2 hidup di jaman purba... ??
BalasHapusmantappp
iya benar..
BalasHapuskarena struktur kulitnya yang mampu bertahan pada suhu yang sangat dingin... makasih sudah berkunjung,